Khutbah Jumat Kemenag 26 Desember 2025: Perang Melawan Premanisme dan Kezaliman

Khutbah Jumat Kemenag 26 Desember 2025: Perang Melawan Premanisme dan Kezaliman

Pentingnya Khutbah Jumat dalam Perspektif Islam

Khutbah Jumat merupakan bagian penting dari pelaksanaan Salat Jumat yang dilakukan oleh umat Islam. Dalam Islam, khutbah tidak hanya sekadar pidato, tetapi juga menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan agama, mengingatkan masyarakat tentang nilai-nilai kebenaran, dan menegakkan keadilan. Dalam hadits riwayat Muslim dan Ahmad, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad)

Hadits ini menunjukkan bahwa isi khutbah harus disampaikan dengan singkat namun jelas agar mudah dipahami oleh jamaah. Selain itu, isi khutbah juga harus memiliki makna yang dalam dan bermanfaat bagi umat.

Topik Khutbah Jumat: Premanisme sebagai Kezaliman yang Merusak Masyarakat

Dalam artikel ini, kami akan membahas topik khutbah Jumat dengan judul “Premanisme: Kezaliman yang Merusak Masyarakat”. Topik ini sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini, di mana premanisme masih sering terjadi di berbagai tempat. Premanisme tidak hanya merusak ketertiban masyarakat, tetapi juga menciptakan rasa takut dan tidak aman di tengah masyarakat.

Khutbah I

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mari kita selalu berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt dengan sungguh-sungguh, karena hanya dengan takwa kita bisa meraih kebahagiaan yang sesungguhnya, baik di dunia maupun di akhirat. Semoga selawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada keluarganya, para sahabat, dan seluruh umatnya yang setia mengikuti ajaran Islam. Semoga kita pun termasuk orang-orang yang mendapat pertolongan beliau di hari kiamat nanti.

Jemaah Jum’at yang dimuliakan Allah,

Dalam beberapa waktu terakhir ini, kita menyaksikan dan mendengar berbagai peristiwa yang membuat hati kita gelisah. Premanisme kembali mencuat di berbagai tempat: pungutan liar di pasar dan terminal, penganiayaan terhadap masyarakat kecil, intimidasi terhadap para pedagang, bahkan penyerobotan tanah milik warga. Parahnya lagi, tidak jarang tindakan kekerasan dan ancaman dilakukan secara terang-terangan. Premanisme bukan hanya bentuk kezaliman sosial, tetapi juga merupakan bentuk kerusakan di muka bumi yang dilarang dalam syariat Islam.

Islam adalah agama yang datang untuk menyebarkan kedamaian, keadilan, dan kasih sayang di tengah umat manusia. Allah Swt berfirman:

"Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan kepada kerabat. Dia juga melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat." (QS. An-Nahl [16]: 90)

Jemaah Jum’at yang dimuliakan Allah,

Premanisme adalah bentuk dari al-baghy (kezaliman dan melampaui batas), yang secara tegas dilarang oleh Allah dalam ayat di atas. Preman yang memeras, menindas, atau mengancam orang lain adalah pelaku kejahatan yang nyata dan pelanggar prinsip keadilan. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ ‘Ulum ad-Din menjelaskan bahwa:

"Kezaliman itu ada tiga: kezaliman yang tidak akan diampuni oleh Allah (yaitu syirik), kezaliman yang bisa diampuni (yaitu dosa terhadap diri sendiri), dan kezaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah (yaitu kezaliman antar sesama manusia).”

Apa yang dilakukan oleh para pelaku premanisme termasuk dalam jenis ketiga, yakni kezaliman kepada sesama, yang tidak akan dibiarkan oleh Allah hingga orang yang dizalimi mendapatkan keadilan. Maka jangan anggap enteng dosa menindas orang lain.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis sahih:

"Takutlah kalian terhadap kezaliman, karena kezaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat." (HR. Muslim no. 2578)

Premanisme, baik yang dilakukan oleh perseorangan atau kelompok seperti yang mengatasnamakan organisasi masyarakat, adalah bentuk nyata dari kezaliman. Ia merampas hak orang lain, membuat masyarakat hidup dalam ketakutan, dan menciptakan suasana tidak aman di lingkungan yang seharusnya menjadi tempat mencari nafkah dan hidup damai. Orang tua takut anak-anaknya keluar rumah, pedagang kecil takut membuka lapak karena takut dimintai uang secara paksa. Semua ini adalah kerusakan sosial yang besar.

Islam tidak hanya melarang tindakan premanisme, tetapi juga mewajibkan umatnya untuk mencegah kemungkaran seperti ini. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Premanisme adalah kemungkaran yang harus diingkari. Jika tidak bisa secara langsung, maka laporkan kepada pihak berwenang. Jangan membiarkan kebatilan berjalan bebas, karena jika kita membiarkannya, maka kerusakan akan menimpa seluruh masyarakat. Al-Imam Ibn Taymiyyah rahimahullah dalam Majmu’ al-Fatawa menyatakan:

"Sesungguhnya Allah menegakkan negara yang adil walaupun kafir, dan tidak akan menegakkan negara yang zalim walaupun Muslim."

Keadilan adalah tiang tegaknya masyarakat. Jika kita biarkan praktik-praktik premanisme yang bersumber dari kezaliman, maka kita sedang menghancurkan tiang masyarakat itu sendiri.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Tugas kita sebagai umat Islam bukan hanya menjadi korban, tetapi juga menjadi penegak kebaikan. Jangan takut melaporkan premanisme. Jangan ikut mendukung preman dengan memberi “uang keamanan”.

Ingatlah bahwa keamanan adalah hak bersama, bukan barang dagangan.

Mari kita lindungi anak-anak kita dari budaya kekerasan. Mari kita isi hati dan rumah kita dengan akhlak Islam. Mari kita ajarkan kepada generasi muda bahwa keberanian sejati bukan dalam menindas, tetapi dalam melindungi yang lemah. Karena itu yang diajarkan Rasulullah ﷺ.

Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita semua untuk berdiri di atas kebenaran, menjauhi kezaliman, dan menjadi masyarakat yang menjunjung tinggi keadilan dan kasih sayang.

Khutbah II

**اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلَآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللّٰهِ ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

0 Response to "Khutbah Jumat Kemenag 26 Desember 2025: Perang Melawan Premanisme dan Kezaliman"

Posting Komentar