Ternyata Ini Penyebab Bung Hatta Mundur dari Jabatan Wakil Presiden

Ternyata ada perbedaan yang begitu mencolok antara dirinya dan Bung Karno yang membuat Bung Hatta mantap memutuskan mundur sebagai Wakil Presiden.


Pada 1 Desember 1956, Muhammad Hatta atau akrab disapa Bung Hatta memutuskan untuk mundur sebagai Wakil Presiden. Keputusan ini terjadi setelah kepergian Bung Karno sendirian. Dari tanggal itu, keduanya semakin menjauh.

Apa yang menyebabkan Bung Hatta mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden? Ternyata, perbedaan pandangan politik yang cukup mencolok antara dirinya dan Bung Karno menjadi alasan utamanya. Dalam buku Bung Hatta, di Mata Tiga Putrinya (Penerbit Buku Kompas, 2015) disebutkan bahwa hubungan keduanya semakin renggang seiring berjalannya pemerintahan RI.

Beberapa contoh perbedaan tersebut antara lain: * Bung Hatta menyesalkan putusan Bung Karno yang menandatangani pemecatan Sosrodanukusumo oleh Kabinet Ali Sastroamidjojo I pada 1955 tanpa berkonsultasi dengannya. Proses pemecatan tersebut dinilai tidak wajar. * Bung Hatta juga kesal dengan sikap Bung Karno yang sering melakukan lawatan ke luar negeri tanpa diundang. * Selain itu, Bung Hatta menilai Bung Karno terlalu percaya pada PKI. Sebagai Wakil Presiden, ia pernah memperingatkan Bung Karno agar “tidak membesarkan anak ular”, yang merujuk pada PKI.

Kekecewaan Bung Hatta terhadap Bung Karno membuat suasana kerja yang tidak nyaman. Namun, penyebab utama pengunduran dirinya adalah prinsip yang selalu dia pegang teguh. Menurut Hatta, setelah DPR yang dipilih rakyat mulai bekerja dan Konstituante pilihan rakyat sudah tersusun, saatnya bagi dirinya untuk mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden RI.

Sejak awal, Hatta berpendirian bahwa jabatan Wakil Presiden tidak perlu ada dalam sistem Kabinet Parlementer. Hal ini disampaikan dalam surat Bung Hatta tanggal 20 Juli 1956 kepada DPR. Ia menyatakan, "...banyak soal-soal yang kalau konsepsi saya dijalankan tidak akan mengakibatkan keruwetan seperti ini ... dalam banyak hal saya tidak diajak berunding oleh Bung Karno dan dilampaui begitu saja...”.

Mundurnya Hatta sempat membuat Bung Karno kecewa dan sedih. Dalam upayanya meluluhkan hati sahabatnya, Bung Karno membujuk Rahmi Hatta dengan lembut, "Yuke, bilang dong sama Bung Hatta supaya tidak mengundurkan diri."

Namun Rahmi menjawab, "Om, apa yang sudah menjadi keputusan Kak Hatta, itu sudah dianggapnya sebagai hal terbaik. Karena itu saya ikut saja dengan keputusan Kak Hatta."

Setelah mundur, Bung Hatta sering mengecam dan menggugat kebijakan-kebijakan Bung Karno. Ia menganggap Bung Karno sebagai seorang diktator. Namun, Bung Karno tidak pernah membantah kecaman-kecaman tersebut. Dalam tanggapannya, ia hanya mengucapkan terima kasih atau menanyakan kapan mereka bisa bertemu untuk membahasnya.

Meski terdapat jurang perbedaan yang dalam di antara keduanya, Bung Hatta tidak pernah memusuhi Soekarno maupun keluarganya. Mereka sering makan bersama. Misalnya, ketika Bung Karno ingin pergi ke Tokyo pada awal tahun 1958, ia bertemu dengan Rahmi Hatta dan bertanya apakah mereka bisa makan bersama sebelum berangkat.

Bung Hatta juga pernah menemani Bung Karno dalam perjalanannya ke Swedia untuk berobat. Bahkan, ketika Guntur putra sulung Bung Karno membutuhkan wali nikah, Bung Karno langsung menyebut nama Bung Hatta. Dan benar, Bung Hatta bersedia menjadi saksi pernikahan Guntur.

Di akhir hayatnya, Soekarno menjadi tahanan politik rezim Orde Baru. Bung Hatta menulis surat kepada Soeharto untuk bertemu dengan Bung Karno. Suratnya langsung disetujui, dan ia diperbolehkan menjenguk Bung Karno di Wisma Yaso, Jakarta.

Pertemuan terakhir mereka terjadi di Rumah Sakit Gatot Subroto, Jakarta, pada 20 Juni 1970 sore. Saat itu, Bung Karno sedang koma. Ketika Hatta datang, Bung Karno tiba-tiba tersadar dan menyapa dengan lemah. Kedua sahabat itu saling berpegangan tangan erat dan menangis.

Kedekatan mereka tetap terjalin hingga akhir hayat. Meskipun perbedaan politik sempat terjadi, mereka tetap menjaga persaudaraan. Dwitunggal Soekarno-Hatta meninggalkan kesan mendalam bagi bangsa Indonesia. Sebuah persahabatan sejati yang kini semakin jarang ditemui.

0 Response to "Ternyata Ini Penyebab Bung Hatta Mundur dari Jabatan Wakil Presiden"

Posting Komentar