Kasus Pembunuhan Anak Petinggi PKS Kota Cilegon Masih Membuat Banyak Tanda Tanya
Kasus pembunuhan anak petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Cilegon, MAHM (9), masih menjadi misteri. Putra dari Haji Maman Suherman, anggota Dewan Pakar PKS, ditemukan tewas dengan 22 luka di rumah mewah Perumahan Bukit Baja Sejahtera (BBS), Kota Cilegon, Banten, pada Selasa (16/12/2025). Sampai saat ini, pihak kepolisian belum berhasil menemukan pelaku dan memastikan bahwa tidak ada barang berharga yang hilang dari lokasi kejadian.
Tiga Temuan Baru dalam Kasus Ini
1. Tak Ada Satpam
Kasi Humas Polres Cilegon AKP Sigit Dermawan menjelaskan bahwa rumah mewah tersebut ditinggali oleh delapan orang, termasuk keluarga korban dan pihak lain. Rumah tersebut memang dilengkapi CCTV, namun semua kamera tersebut rusak sejak dua minggu sebelum kejadian. Selain itu, rumah besar milik politikus PKS itu tidak memiliki satpam pribadi.
2. ART Pulang
Petugas keamanan di kompleks perumahan, Sukir, mengatakan hanya ada dua asisten rumah tangga (ART) yang bekerja di rumah Maman Suherman. Namun, kedua ART itu diketahui sudah pulang sebelum kejadian pembunuhan. Salah satu dari mereka pulang pada pukul 11.00 WIB, sementara yang lainnya pulang sekitar jam 2 (14.00 WIB).
3. Pecat Pegawai
Kapolres Cilegon AKBP Martua Raja Silitonga menyebutkan bahwa hingga kini pihak kepolisian belum menemukan pelaku. “Masih proses penyelidikan,” katanya. Martua juga mengungkap bahwa Maman Suherman baru saja memecat empat pegawainya. Hal ini membuat polisi mendalami kemungkinan keterlibatan orang dekat korban.
Analisis dari Mantan Kabareskrim Polri
Mantan Kabareskrim Polri, Komjen Pol (Purn) Susno Duadji, memberikan analisis terbaru mengenai perkembangan kasus ini. Ia menekankan pentingnya penelusuran bukti ilmiah dalam investigasi. “CCTV bukanlah satu-satunya bukti yang bisa digunakan oleh polisi. Alat bukti saintifik seperti sidik jari sangat penting karena tidak bisa berbohong,” ujarnya.
Susno menjelaskan bahwa pihak kepolisian dapat mencari sidik jari di pintu, meja, atau alat yang digunakan dalam kejahatan. Jika tidak ditemukan, sidik jari korban juga bisa ditemukan di tempat-tempat sekitar. Selain itu, polisi juga dapat mengecek alat komunikasi digital seperti HP para saksi maupun korban.

“Di HP akan terlihat pembicaraan lewat WhatsApp, SMS, atau telepon. Itu bisa memberikan petunjuk,” tambah Susno. Jika sidik jari dan penelusuran melalui alat komunikasi tidak memberikan hasil, polisi masih bisa melakukan tes DNA untuk mengidentifikasi pelaku.

“DNA adalah alat bukti yang tidak bisa dibantah. Siapa pun yang pernah memasuki lokasi kejadian atau meninggalkan jejak, baik hal kecil pun, bisa diungkap lewat DNA,” tegas Susno. Selain itu, ia menambahkan bahwa keterangan saksi dan ahli juga menjadi alat bukti penting dalam penyelidikan.
Kesimpulan
Kasus pembunuhan MAHM (9) masih menjadi teka-teki bagi banyak pihak. Dengan adanya tiga temuan baru dan analisis dari mantan Kabareskrim, polisi terus berupaya keras untuk menemukan pelaku. Meskipun belum ada kepastian, langkah-langkah ilmiah dan teknis tetap menjadi prioritas dalam penyelidikan.
0 Response to "3 Temuan Baru Kasus Pembunuhan Anak Pejabat PKS Cilegon, Susno Duadji: Bukti Ilmiah Tak Pernah Berbohong"
Posting Komentar